Langsung ke konten utama

Nomor 9 AC Milan: Kutukan atau Keberuntungan?



Nomor 9 di AC Milan adalah salah satu nomor punggung yang paling ikonik dan penuh sejarah. Setelah digunakan oleh legenda seperti Filippo Inzaghi, nomor ini seolah menjadi kutukan bagi para pemain yang mengenakannya. 

Pasca pensiunnya Inzaghi pada 2012, beberapa striker ternama gagal memenuhi ekspektasi dengan nomor tersebut, hingga munculnya Olivier Giroud yang akhirnya mematahkan stigma tersebut.

Kutukan Nomor 9 Pasca Inzaghi

Filippo Inzaghi adalah salah satu striker terbaik dalam sejarah AC Milan. 

Dengan insting mencetak gol yang tajam, "Pippo" membawa Milan meraih berbagai gelar bergengsi, termasuk dua trofi Liga Champions. Namun, setelah Inzaghi gantung sepatu, nomor 9 menjadi beban berat bagi penerusnya.

Pemain seperti Alexandre Pato, Fernando Torres, Luiz Adriano, hingga Gonzalo Higuain mencoba mengambil tanggung jawab nomor ini. Sayangnya, performa mereka cenderung mengecewakan. 

Bahkan, beberapa pemain muda seperti Krzysztof PiÄ…tek yang sempat bersinar pada awal kariernya di Milan, akhirnya kehilangan sentuhan tajamnya setelah mengenakan nomor keramat tersebut. Fenomena ini melahirkan anggapan bahwa nomor 9 di Milan membawa kutukan.

Kebangkitan Bersama Olivier Giroud

Segalanya berubah saat Olivier Giroud bergabung dengan Milan pada 2021. 

Striker asal Prancis ini tidak hanya membawa pengalaman dan profesionalisme, tetapi juga mentalitas juara yang dibutuhkan oleh tim muda seperti Milan. Dengan mengenakan nomor 9, Giroud tampil gemilang.

Pada musim 2021/2022, Giroud menjadi salah satu kunci kesuksesan Milan dalam meraih gelar Serie A pertama mereka dalam lebih dari satu dekade. 

Gol-gol pentingnya, termasuk dalam laga-laga krusial seperti Derby della Madonnina, membuktikan bahwa nomor 9 bukan lagi kutukan, melainkan simbol keberuntungan dan kebangkitan.

Pesan untuk Masa Depan

Keberhasilan Giroud mematahkan stigma nomor 9 membawa harapan baru bagi AC Milan. Nomor ini kembali menjadi simbol kebanggaan, seperti yang dulu ditunjukkan oleh Inzaghi. 

Giroud telah membuktikan bahwa dengan mentalitas dan kerja keras, kutukan hanya mitos belaka.

Kini, nomor 9 di AC Milan kembali dihormati, tidak lagi menjadi beban yang menakutkan bagi penerusnya. 

Perjalanan ini menunjukkan bahwa sejarah klub sebesar Milan terus berkembang, dan para pemain yang tepat akan selalu menulis babak baru yang gemilang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Inter dan Milan Punya Stadion yang Sama tapi Beda Nama?

Sumber: sportspro.com Bagi para penggemar sepak bola, stadion San Siro adalah salah satu ikon paling terkenal di dunia. Tapi yang unik, stadion ini digunakan oleh dua klub besar Serie A, yaitu AC Milan dan Inter Milan.  Meski berbagi stadion yang sama, kedua klub ini menyebutnya dengan nama berbeda: Milan menyebutnya San Siro , sementara Inter menyebutnya Giuseppe Meazza . Bagaimana sejarah di balik fenomena ini? Yuk, kita bahas! Sejarah Singkat Stadion San Siro San Siro, yang terletak di Milan, dibangun pada tahun 1926 atas inisiatif Piero Pirelli, presiden AC Milan saat itu. Awalnya, stadion ini hanya digunakan oleh AC Milan dan memiliki kapasitas sekitar 35.000 penonton. Stadion ini diberi nama sesuai dengan nama distrik di mana stadion tersebut berada, yaitu San Siro. Pada tahun 1947 , Inter Milan mulai berbagi penggunaan stadion dengan AC Milan. Hal ini dilakukan karena Inter tidak memiliki stadion sendiri yang memadai untuk menggelar pertandingan besar.  Sejak saat i...

Sejarah AC Milan: Dari Klub Kecil Jadi Raja Eropa!

  Kalau ngomongin klub sepak bola bersejarah, nggak lengkap tanpa menyebut AC Milan. Klub ini nggak cuma punya koleksi trofi segudang, tapi juga punya kisah awal yang menarik banget untuk diulik.  Nah, buat kamu yang penasaran gimana awal mula Milan berdiri sampai jadi klub raksasa, simak cerita serunya di bawah ini! Awal Mula: Dari Klub Inggris ke Raksasa Italia Jadi, ceritanya semua bermula di tahun 1899. Seorang pria asal Inggris bernama Herbert Kilpin bersama teman-temannya mendirikan klub yang awalnya diberi nama Milan Foot-Ball and Cricket Club .  Kok ada “cricket”-nya? Ya, karena saat itu olahraga cricket lagi hype di kalangan ekspat Inggris di Italia. Tapi akhirnya, sepak bola yang lebih mendominasi dan klub ini pun lebih fokus ke bola bundar. Dari awal, Kilpin sudah punya visi untuk membuat Milan menjadi klub yang hebat. Bahkan dia pernah bilang, "Kita akan menjadi tim iblis. Warna kita merah seperti api dan hitam untuk menakuti lawan!" Nah, dari sinilah kenapa ...

Nomor 10 AC Milan: Para Maestro yang Berkesan

Nomor 10 di AC Milan adalah simbol kreativitas, kepemimpinan, dan kelas.  Sepanjang sejarah klub, banyak pemain berbakat telah mengenakan nomor ini, membawa kebanggaan dan tanggung jawab besar di lapangan. Berikut adalah lima pemain nomor 10 AC Milan yang paling berkesan. 1. Gianni Rivera (1960-1979) Gianni Rivera adalah legenda sejati AC Milan. Sebagai playmaker, ia dikenal dengan visi, teknik, dan kemampuan mencetak golnya.  Rivera mengenakan nomor 10 selama hampir dua dekade dan memimpin Milan meraih berbagai gelar, termasuk dua trofi Liga Champions pada 1963 dan 1969.  Ia juga menjadi pemain Milan pertama yang memenangkan Ballon d'Or pada 1969. Hingga kini, Rivera tetap dianggap sebagai salah satu pemain terbaik dalam sejarah klub. 2. Ruud Gullit (1987-1993) Pada era keemasan Milan di akhir 1980-an dan awal 1990-an, Ruud Gullit adalah salah satu bintang paling bersinar. Pemain asal Belanda ini membawa kombinasi kekuatan fisik, kecepatan, dan kemampuan teknis yang ...