Langsung ke konten utama

Youssouf Fofana di AC Milan: Kritik, Statistik & Penyebab Performa Menurun

1. Sorotan Negatif dari Milanisti

Belakangan, banyak fans Milan yang menyuarakan ketidakpuasan terhadap penampilan Youssouf Fofana. Di forum seperti Reddit, ada pendapat bahwa Fofana “kurang effort” dan kerap membuat kesalahan penting saat pertahanan Milan rapuh:

“He has these weird bouts where he becomes extremely lazy … and it usually results in the other team scoring.” – pengguna r/ACMilan Reddit
Beberapa pengguna menilai bahwa kontribusi Fofana di lini tengah tidak setara ekspektasi.

2. Statistik Tiga Laga Terakhir & Data Performa

Berdasarkan catatan dari beberapa sumber:

  • Menurut FC-Tables, dalam musim 2025/26, Fofana bermain 14 kali untuk Milan di semua kompetisi, mencatat 2 gol dan 2 assist, dengan total menit bermain 1.582. Fctables

  • Dari data Sofascore, rata-rata penilaian Fofana cenderung stabil sekitar 6.7 – 6.9 per pertandingan. Sofascore

  • Statistik internal Milan juga menunjukkan dia recovery bola cukup baik (ball recoveries), tetapi akurasi umpan dan duel kadang dianggap kurang maksimal. acmilan.com

3. Mengapa Fofana Masih Dipertahankan oleh Allegri

Meskipun mendapat banyak kritik, pelatih Massimiliano Allegri tampaknya masih percaya pada Fofana. Alasan utamanya bisa dilihat dari beberapa sudut:

  • Fofana memiliki fisik dan agresivitas yang dibutuhkan di lini tengah Milan: mampu membantu fase bertahan dan melakukan pressing.

  • Dalam filosofinya, Allegri ingin midfielder yang bisa “dua arah” — tidak cuma bertahan tetapi juga membantu build-up serangan.

  • Fofana bisa menjadi bagian penting dalam rotasi pemain di tengah bersama nama-nama seperti Modrić atau Rabiot.

4. Tantangan yang Harus Dihadapi Fofana

Untuk memulihkan kepercayaan fans dan performanya, Fofana perlu:

  • Meningkatkan intensitas pressing dan tracking back, agar tidak membuat kesalahan defensif fatal.

  • Meningkatkan kontribusi offensif, baik lewat assist maupun gol, karena Milan butuh gelandang yang bisa membantu serangan.

  • Menunjukkan konsistensi: penilaian rata-rata cukup, tapi performa harus lebih stabil untuk melewati sorotan negatif.

5. Kesimpulan

Kritik terhadap Youssouf Fofana datang dari fakta bahwa ekspektasi tinggi, dan beberapa momen performa memang mengecewakan. Namun, dari sisi taktis, dia punya peran strategis bagi Milan di bawah komando Allegri. 

Jika Fofana bisa memperbaiki aspek-aspek krusial dan konsisten, bukan tidak mungkin dia bisa membalikkan opini fans. Tapi bila tidak, tekanan publik bisa kembali meningkat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Inter dan Milan Punya Stadion yang Sama tapi Beda Nama?

Sumber: sportspro.com Bagi para penggemar sepak bola, stadion San Siro adalah salah satu ikon paling terkenal di dunia. Tapi yang unik, stadion ini digunakan oleh dua klub besar Serie A, yaitu AC Milan dan Inter Milan.  Meski berbagi stadion yang sama, kedua klub ini menyebutnya dengan nama berbeda: Milan menyebutnya San Siro , sementara Inter menyebutnya Giuseppe Meazza . Bagaimana sejarah di balik fenomena ini? Yuk, kita bahas! Sejarah Singkat Stadion San Siro San Siro, yang terletak di Milan, dibangun pada tahun 1926 atas inisiatif Piero Pirelli, presiden AC Milan saat itu. Awalnya, stadion ini hanya digunakan oleh AC Milan dan memiliki kapasitas sekitar 35.000 penonton. Stadion ini diberi nama sesuai dengan nama distrik di mana stadion tersebut berada, yaitu San Siro. Pada tahun 1947 , Inter Milan mulai berbagi penggunaan stadion dengan AC Milan. Hal ini dilakukan karena Inter tidak memiliki stadion sendiri yang memadai untuk menggelar pertandingan besar.  Sejak saat i...

Sejarah AC Milan: Dari Klub Kecil Jadi Raja Eropa!

  Kalau ngomongin klub sepak bola bersejarah, nggak lengkap tanpa menyebut AC Milan. Klub ini nggak cuma punya koleksi trofi segudang, tapi juga punya kisah awal yang menarik banget untuk diulik.  Nah, buat kamu yang penasaran gimana awal mula Milan berdiri sampai jadi klub raksasa, simak cerita serunya di bawah ini! Awal Mula: Dari Klub Inggris ke Raksasa Italia Jadi, ceritanya semua bermula di tahun 1899. Seorang pria asal Inggris bernama Herbert Kilpin bersama teman-temannya mendirikan klub yang awalnya diberi nama Milan Foot-Ball and Cricket Club .  Kok ada “cricket”-nya? Ya, karena saat itu olahraga cricket lagi hype di kalangan ekspat Inggris di Italia. Tapi akhirnya, sepak bola yang lebih mendominasi dan klub ini pun lebih fokus ke bola bundar. Dari awal, Kilpin sudah punya visi untuk membuat Milan menjadi klub yang hebat. Bahkan dia pernah bilang, "Kita akan menjadi tim iblis. Warna kita merah seperti api dan hitam untuk menakuti lawan!" Nah, dari sinilah kenapa ...

Nomor 10 AC Milan: Para Maestro yang Berkesan

Nomor 10 di AC Milan adalah simbol kreativitas, kepemimpinan, dan kelas.  Sepanjang sejarah klub, banyak pemain berbakat telah mengenakan nomor ini, membawa kebanggaan dan tanggung jawab besar di lapangan. Berikut adalah lima pemain nomor 10 AC Milan yang paling berkesan. 1. Gianni Rivera (1960-1979) Gianni Rivera adalah legenda sejati AC Milan. Sebagai playmaker, ia dikenal dengan visi, teknik, dan kemampuan mencetak golnya.  Rivera mengenakan nomor 10 selama hampir dua dekade dan memimpin Milan meraih berbagai gelar, termasuk dua trofi Liga Champions pada 1963 dan 1969.  Ia juga menjadi pemain Milan pertama yang memenangkan Ballon d'Or pada 1969. Hingga kini, Rivera tetap dianggap sebagai salah satu pemain terbaik dalam sejarah klub. 2. Ruud Gullit (1987-1993) Pada era keemasan Milan di akhir 1980-an dan awal 1990-an, Ruud Gullit adalah salah satu bintang paling bersinar. Pemain asal Belanda ini membawa kombinasi kekuatan fisik, kecepatan, dan kemampuan teknis yang ...