Langsung ke konten utama

AC Milan Target Jay Idzes: Could He Become the First Indonesian-Heritage Player in Milan?

 


AC Milan’s New Defensive Project: Why Jay Idzes Is on Their Radar

AC Milan continues to search for defensive reinforcements ahead of the 2025/26 rebuild under Max Allegri. With injuries, inconsistency, and the need for depth in the backline, the club is now linked with Venezia’s standout defender Jay Idzes, who has attracted attention across Serie A for his composure, maturity, and tactical discipline.

The intriguing storyline is this: Idzes is of Indonesian descent, making him potentially the first Indonesian-heritage player ever to join a club in Milan — AC Milan or Inter. This angle alone has generated huge buzz among Southeast Asian football fans.


Who Is Jay Idzes? A Quick Profile

  • Age: 24

  • Club: Venezia

  • Position: Centre-back / Ball-playing defender

  • Foot: Right

  • Background: Dutch-Indonesian heritage

Idzes has become one of Venezia’s most reliable players in Serie A, showing tactical intelligence far beyond his age. His calmness on the ball, long-range passing, and structured positioning make him an appealing target for clubs focused on controlled build-up play — something Allegri demands from his defenders.


Why Milan is Interested: Tactical & Technical Fit

1. Excellent Ball Progression — A Key Allegri Trait

Idzes averages strong progressive passes per 90 and excels in finding midfield lines under pressure. His style matches Allegri’s preference for:

  • Controlled tempo

  • Clean build-up from deep

  • Centre-backs who can break lines instead of only clearing the ball

2. Positional Discipline and Defensive Awareness

One of Idzes' top strengths is reading the game. His interception numbers and duel success rate show a defender who relies on anticipation, not just physicality — a profile Milan currently lacks when injuries hit.

3. Age and Development Curve

At 24, Idzes fits Milan’s medium-term planning: young enough to grow, experienced enough to contribute immediately.


Could He Make History for Indonesian Football?

If Milan finalizes a move, Idzes would become the first player of Indonesian descent to join one of the Milanese giants. This would be monumental for Indonesian football, a country with a massive Serie A fanbase — especially for AC Milan.

It would also have massive commercial upside:

  • A surge in Indonesian viewership

  • Increased jersey sales

  • Strengthened connection with Southeast Asian markets

Clubs like Milan are well aware of how valuable this region is in terms of fan engagement and digital presence.


Transfer Situation: How Realistic Is the Move?

Reports indicate Milan are monitoring several defenders, with Idzes among names under consideration. His current contract at Venezia gives the club bargaining strength, but his price remains accessible compared to other Serie A defenders.

Factors that could push Milan to accelerate:

  • Injuries in the defensive unit

  • Need for affordable depth

  • Allegri’s desire for ball-playing defenders

While no official bid has been lodged yet, Idzes is firmly on Milan’s scouting list for the next transfer window.


Conclusion: A Smart Signing With a Historic Twist

Jay Idzes offers:

If Milan completes the move, it wouldn’t just be a football signing — it would be a cultural milestone, marking the arrival of the first Indonesian-heritage player in the city of Milan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Inter dan Milan Punya Stadion yang Sama tapi Beda Nama?

Sumber: sportspro.com Bagi para penggemar sepak bola, stadion San Siro adalah salah satu ikon paling terkenal di dunia. Tapi yang unik, stadion ini digunakan oleh dua klub besar Serie A, yaitu AC Milan dan Inter Milan.  Meski berbagi stadion yang sama, kedua klub ini menyebutnya dengan nama berbeda: Milan menyebutnya San Siro , sementara Inter menyebutnya Giuseppe Meazza . Bagaimana sejarah di balik fenomena ini? Yuk, kita bahas! Sejarah Singkat Stadion San Siro San Siro, yang terletak di Milan, dibangun pada tahun 1926 atas inisiatif Piero Pirelli, presiden AC Milan saat itu. Awalnya, stadion ini hanya digunakan oleh AC Milan dan memiliki kapasitas sekitar 35.000 penonton. Stadion ini diberi nama sesuai dengan nama distrik di mana stadion tersebut berada, yaitu San Siro. Pada tahun 1947 , Inter Milan mulai berbagi penggunaan stadion dengan AC Milan. Hal ini dilakukan karena Inter tidak memiliki stadion sendiri yang memadai untuk menggelar pertandingan besar.  Sejak saat i...

Sejarah AC Milan: Dari Klub Kecil Jadi Raja Eropa!

  Kalau ngomongin klub sepak bola bersejarah, nggak lengkap tanpa menyebut AC Milan. Klub ini nggak cuma punya koleksi trofi segudang, tapi juga punya kisah awal yang menarik banget untuk diulik.  Nah, buat kamu yang penasaran gimana awal mula Milan berdiri sampai jadi klub raksasa, simak cerita serunya di bawah ini! Awal Mula: Dari Klub Inggris ke Raksasa Italia Jadi, ceritanya semua bermula di tahun 1899. Seorang pria asal Inggris bernama Herbert Kilpin bersama teman-temannya mendirikan klub yang awalnya diberi nama Milan Foot-Ball and Cricket Club .  Kok ada “cricket”-nya? Ya, karena saat itu olahraga cricket lagi hype di kalangan ekspat Inggris di Italia. Tapi akhirnya, sepak bola yang lebih mendominasi dan klub ini pun lebih fokus ke bola bundar. Dari awal, Kilpin sudah punya visi untuk membuat Milan menjadi klub yang hebat. Bahkan dia pernah bilang, "Kita akan menjadi tim iblis. Warna kita merah seperti api dan hitam untuk menakuti lawan!" Nah, dari sinilah kenapa ...

Nomor 10 AC Milan: Para Maestro yang Berkesan

Nomor 10 di AC Milan adalah simbol kreativitas, kepemimpinan, dan kelas.  Sepanjang sejarah klub, banyak pemain berbakat telah mengenakan nomor ini, membawa kebanggaan dan tanggung jawab besar di lapangan. Berikut adalah lima pemain nomor 10 AC Milan yang paling berkesan. 1. Gianni Rivera (1960-1979) Gianni Rivera adalah legenda sejati AC Milan. Sebagai playmaker, ia dikenal dengan visi, teknik, dan kemampuan mencetak golnya.  Rivera mengenakan nomor 10 selama hampir dua dekade dan memimpin Milan meraih berbagai gelar, termasuk dua trofi Liga Champions pada 1963 dan 1969.  Ia juga menjadi pemain Milan pertama yang memenangkan Ballon d'Or pada 1969. Hingga kini, Rivera tetap dianggap sebagai salah satu pemain terbaik dalam sejarah klub. 2. Ruud Gullit (1987-1993) Pada era keemasan Milan di akhir 1980-an dan awal 1990-an, Ruud Gullit adalah salah satu bintang paling bersinar. Pemain asal Belanda ini membawa kombinasi kekuatan fisik, kecepatan, dan kemampuan teknis yang ...