Langsung ke konten utama

Santiago Giménez Siap Hengkang Januari 2026? Kutukan Striker Milan Berlanjut?

Sumber: (Liputan6.com)

Latar Belakang: Harapan Tinggi Terhadap Giménez

  • Giménez diboyong ke AC Milan dari Feyenoord dengan harapan besar. Di Feyenoord, ia mencetak 65 gol dalam 105 penampilan — catatan impresif yang membuat Milan menaruh kepercayaan besar. Reuters

  • Awalnya ia menunjukkan potensi: di laga awal bersama Milan, Giménez sempat menunjukkan tajinya. AC Milan

Tapi kini, kabar berkembang bahwa Milan mempertimbangkan melepas Giménez pada bursa transfer Januari 2026. BolaSkor

Statistik Terbaru & Realita Performa

Menurut catatan musim 2025/26 di Serie A:

  • Dalam 9–11 pertandingan bersama Milan, Giménez belum mencetak gol dan belum memberikan assist. Tribuna

  • Secara keseluruhan sejak kedatangannya ke Milan: total 23 penampilan di Serie A, dengan 5 gol dan 2 assist. Itu membuat rata-rata gol/menit (G/90) cukup rendah dibanding ekspektasi besar saat ia direkrut. StatMuse

  • Dalam statistik penyesuaian peluang: tim Milan punya xG (expected goals) yang cukup namun realisasi gol mengecewakan — artinya masalahnya tidak selalu di tim, tapi di ketajaman penyelesaian akhir. SempreMilan

Kesimpulannya: kontribusi nyata dari Giménez di depan gawang kini menurun drastis, jauh dari standar striker utama klub besar seperti Milan.

Faktor-faktor Penyebab Performa Buruknya

• Adaptasi yang Tidak Lancar

Beralih dari Feyenoord ke Serie A bukan hal mudah: ritme, intensitas, serta taktik pertahanan lawan jauh lebih padat. Giménez tampak kesulitan beradaptasi secara konsisten. Media bahkan menyebutnya “paceklik gol” dalam 5 laga berturut-turut di Serie A. Bola Kompas

• Tekanan Ekspektasi & Mentalitas

Milan adalah klub besar dengan ekspektasi tinggi — fans sering mendesak striker untuk segera membayar biaya transfer besar. Ketika gol tak kunjung datang, tekanan mental bisa membebani performa. Giménez sendiri pernah mengaku merasakan “beban besar” sebagai penyerang Milan. Bola Kompas

• Kompetisi Internal & Taktik Tim

Milan punya banyak opsi ofensif — winger cepat, playmaker, sayap, dan kadang striker cadangan. Jika taktajian, striker seperti Giménez bisa kehilangan menit bermain. Ditambah lagi, taktik tim mungkin tidak optimal untuk bermain lewat bola dalam dan finishing — membuat striker jadi sulit berkembang.

• Masalah Konsistensi & Fisik

Meski secara data ia mendapat kesempatan banyak — dengan menit bermain total cukup tinggi — konsistensi performa, tepatnya penyelesaian akhir, tetap buruk. Jelas ini jadi masalah besar untuk striker tim top.

Kenapa Hengkang Bisa Jadi Pilihan Logis

Mengacu fakta dan performa di atas, ada beberapa alasan kenapa kepergian Giménez Januari nanti menjadi kemungkinan logis:

  • Tekanan finansial & sporting: Milan membayar mahal di transfer, tetapi butuh hasil instan. Jika striker utama gagal produktif, melepas dan cari opsi baru dianggap solusi realistis.

  • Kebutuhan efisiensi skuad: Dengan banyak pemain ofensif dan target jangka panjang, klub bisa memilih untuk melepas pemain yang belum memberi return sesuai ekspektasi.

  • Memberi ruang bagi striker alternatif: Pemain seperti Rafael Leão, winger, atau striker lain bisa lebih efektif jika diberikan kesempatan — daripada terus berharap pada Giménez.

Secara resmi belum ada konfirmasi, tapi rumor dan analisis menunjukkan opsi transfer bisa jadi nyata. BolaSkor

Kesimpulan: Kutukan Striker Milan — Lagi-lagi Terulang?

Santiago Giménez datang ke Milan dengan reputasi gemilang dan ekspektasi tinggi. Namun realita di lapangan menunjukkan bahwa adaptasi, ketajaman, dan konsistensi belum berpihak padanya.

Dengan statistik yang mengecewakan dan tekanan besar dari segala sisi — fans, media, dan ekspektasi klub — keputusan melepasnya pada Januari 2026 bukan hal mustahil. Jika benar terjadi, ini bisa jadi bagian dari siklus kutukan striker Milan yang sulit dilepaskan.

Tapi tentu saja, peluang untuk bangkit masih ada — kalau Giménez bisa bangun mental dan menemukan kembali ketajamannya di lapangan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Inter dan Milan Punya Stadion yang Sama tapi Beda Nama?

Sumber: sportspro.com Bagi para penggemar sepak bola, stadion San Siro adalah salah satu ikon paling terkenal di dunia. Tapi yang unik, stadion ini digunakan oleh dua klub besar Serie A, yaitu AC Milan dan Inter Milan.  Meski berbagi stadion yang sama, kedua klub ini menyebutnya dengan nama berbeda: Milan menyebutnya San Siro , sementara Inter menyebutnya Giuseppe Meazza . Bagaimana sejarah di balik fenomena ini? Yuk, kita bahas! Sejarah Singkat Stadion San Siro San Siro, yang terletak di Milan, dibangun pada tahun 1926 atas inisiatif Piero Pirelli, presiden AC Milan saat itu. Awalnya, stadion ini hanya digunakan oleh AC Milan dan memiliki kapasitas sekitar 35.000 penonton. Stadion ini diberi nama sesuai dengan nama distrik di mana stadion tersebut berada, yaitu San Siro. Pada tahun 1947 , Inter Milan mulai berbagi penggunaan stadion dengan AC Milan. Hal ini dilakukan karena Inter tidak memiliki stadion sendiri yang memadai untuk menggelar pertandingan besar.  Sejak saat i...

Sejarah AC Milan: Dari Klub Kecil Jadi Raja Eropa!

  Kalau ngomongin klub sepak bola bersejarah, nggak lengkap tanpa menyebut AC Milan. Klub ini nggak cuma punya koleksi trofi segudang, tapi juga punya kisah awal yang menarik banget untuk diulik.  Nah, buat kamu yang penasaran gimana awal mula Milan berdiri sampai jadi klub raksasa, simak cerita serunya di bawah ini! Awal Mula: Dari Klub Inggris ke Raksasa Italia Jadi, ceritanya semua bermula di tahun 1899. Seorang pria asal Inggris bernama Herbert Kilpin bersama teman-temannya mendirikan klub yang awalnya diberi nama Milan Foot-Ball and Cricket Club .  Kok ada “cricket”-nya? Ya, karena saat itu olahraga cricket lagi hype di kalangan ekspat Inggris di Italia. Tapi akhirnya, sepak bola yang lebih mendominasi dan klub ini pun lebih fokus ke bola bundar. Dari awal, Kilpin sudah punya visi untuk membuat Milan menjadi klub yang hebat. Bahkan dia pernah bilang, "Kita akan menjadi tim iblis. Warna kita merah seperti api dan hitam untuk menakuti lawan!" Nah, dari sinilah kenapa ...

Nomor 10 AC Milan: Para Maestro yang Berkesan

Nomor 10 di AC Milan adalah simbol kreativitas, kepemimpinan, dan kelas.  Sepanjang sejarah klub, banyak pemain berbakat telah mengenakan nomor ini, membawa kebanggaan dan tanggung jawab besar di lapangan. Berikut adalah lima pemain nomor 10 AC Milan yang paling berkesan. 1. Gianni Rivera (1960-1979) Gianni Rivera adalah legenda sejati AC Milan. Sebagai playmaker, ia dikenal dengan visi, teknik, dan kemampuan mencetak golnya.  Rivera mengenakan nomor 10 selama hampir dua dekade dan memimpin Milan meraih berbagai gelar, termasuk dua trofi Liga Champions pada 1963 dan 1969.  Ia juga menjadi pemain Milan pertama yang memenangkan Ballon d'Or pada 1969. Hingga kini, Rivera tetap dianggap sebagai salah satu pemain terbaik dalam sejarah klub. 2. Ruud Gullit (1987-1993) Pada era keemasan Milan di akhir 1980-an dan awal 1990-an, Ruud Gullit adalah salah satu bintang paling bersinar. Pemain asal Belanda ini membawa kombinasi kekuatan fisik, kecepatan, dan kemampuan teknis yang ...